Apakah salah berharap pada keyakinan kita? aku rasa itu oke-oke saja selama ada batasannya. Dia selalu berhasil membuat aku tertawa ketika sekaligus dia buat aku menangis. kata-kata darinya yang selalu membuatku bertekuk lutut seklipun hatiku telah di bagi-bagi olehnya. aku legowo, asal dia bahagia meskipun aku harus tersakiti. Emmm, memang terlalu dini di usiaku saat ini untuk mengenal cinta sebegini dalamnya. Tapi aku beruntug diizinkan mencintainya, bahkan menjadi kekasihnya walaupun terus menerus tersakiti. Jika harus memilih melupakannya atau mengenangnya? aku lebih memilih mengenangnya, karena perih ini adalah bukti bahwa dia nyata, dia ada, dan aku masih menunggunya berubah. Berubah menjadi sosok yang lebih memahamiku dan berharap suatu saat nanti aku masih diizinkan Tuhan, bersamanya.. walaupun sesaat.