Penghujung tahun selalu menjadi fenomena tersendiri bagi daerah rawan banjir, begitu juga dengan daerah pedalaman di beberapa bagian kota Palembang, yang salah satunya juga terjadi di kecamatan Air Sugihan Kanan, kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Curah hujan sejak Desember 2013 sampai awal Januari 2014 kali ini membuat jalan Tanah liat yang merupakan akses lalu lintas utama di Air Sugihan menjadi mengerikan untuk di lalui. Ya, fenomena ini sama dari tahun ke tahun. Padahal musim libur anak sekolah akan segera berakhir, begitu juga musim panen padi akan segera dimulai sekitar awal Februari 2014 nanti dan biasanya berlangsung sekitar 3 bulan. Kondisi jalan yang seperti ini akan sangat menghambat aktivitas keseharian masyarakat sekitar. Memanen padi dan pergi ke sekolah. Mereka yang pergi ke sawan dan anak-anak yang pergi ke sekolah berkulat dengan tanah dan lumpur. Hanya seragam sekolah yang membedakannya mereka dengan orang-orang yang pergi ke sawah.
Lagi-lagi saya menuliskan bahwa tanah transmigrasi Air Sugihan sudah bernafas tidak kurang dari 33 tahun. Namun jalan dan listrik tak kunjung dapat dinikmati, apalagi berharap air dari PAM masuk?? jauh dari kenyataan!!. Air hujan lah yang selalu menjadi dewa penyelamat. Mau minum air sumur atau air sungai?? Sangat tidak mungkin, air rawa di Air Sugihan berasa sangat asam. Satu-satunya pilihan adalah membuat gentong-gentong penampungan air lebih banyak sebagai penampung air hujan untuk antisipasi musim kemarau yang berkepanjangan. Air Sugihan yang menjadi penyuplai beras dan merupakan salah satu lumbung pangan nasional namun tak diperhatikan. Kemana janji para pemimpin negeri diwaktu kampanye pemilu?? Hilang di telan riak sungai Musi, janji-janji manis itu termakan oleh masyarakat dan menjadi penyakit diabetes yang mendarah daging. Daerah yang terisolasi mau tidak mau akan membuat generasi penerus bangsanya juga takut untuk bergerak maju, sedikit dari generasi muda yang dapat survive untuk bersaing dengan mereka yang berasal dari daerah lebih maju.
Wahai pemimpin negeriku, lihatlah kebelakang, lihatlah wajah-wajah mereka, generasi penerus bangsamu, mereka juga mempunyai mimpi dan impian. Jangan kalian berpura buta, bisu dan tuli dengan apa yang menjadi tanggungjawab kalian.
bagian mana lagi yang harus kami lewati?
Photo oleh : Aan Putra Kertamukti