Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Berlian dari Air Hujan

16 September 2014   22:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:30 45 1
Kemarau selalu menjadi cerita tersendiri untuk daerah rawa yang mengandalkan suplay air minum dari penampungan air hujan. Air hujan tersebut di tampung di gentong-gentong penampungan pada saat musim penghujan. Diameter terluas gentong sekitar 1 meter dengan tinggi sekitar 1,5-2 meter. Terbuat dari bahan dasar semen dan pasir. Setiap kepala keluarga biasanya memiliki 2 gentong penampungan air hujan yang khusus di gunakan untuk minum dan keperluan memasak sehari-hari. Sedangkan untuk mandi mencuci dan kebutuhan lain mereka menggunakan air sungai pasang surut buatan yang mengalir di belakang rumah sepanjang desa. Saya tidak tahu seberapa higienis kualitas air yang mereka gunakan untuk keperluan minum dan memasak. Namun tidak ada pilihan lain, memanfaatkan air sungai atau rawa juga tidak mungkin. Seperti yang kita ketahui air rawa memiliki pH yang rendah sehingga rasanya cenderung asam.
Hal seperti ini dapat kita jumpai di daerah transmigrasi kecamatan Air Sugihan kabupaten Ogan Komering Ilir provinsi Sumatera Selatan.
Seperti sekarang, sudah lebih dari 3 bulan hujan tak kunjung turun, beberapa keluarga sudah kehabisan stok air untuk minum dan memasak. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membeli air galon yang dijual dengan harga Rp 10.000-15.000/galon karena galon tersebut harus di ambil dari kota menggunakan perahu air (ketek;tongkang). Cukup mahal memang jika di bandingkan dengan harga per galon apabila di beli langsung dari kota (sekitar Rp 3000/galon).

Bersyukurlah kita yang tidak kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian dari kita tidak menikmati hal serupa.

Salam Indonesia !!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun