Hingar bingar suara orang bercakap-cakap dan lampu yang berpendar terang menambah semangatku malam ini. Tekadku sudah bulat, aku harus menemukan seseorang malam ini. Nasibku yang malang terusir dari rumah hanya karena aku tak memiliki pasangan membuat semangatku makin menggebu. Oh, jodohku dimanakah engkau?.
Malam kian larut, satu persatu kulihat teman-temanku mulai mendapatkan pasangan,, namun ada juga yang masih terpekur sedih, menanti dan mencari tak kunjung bersua. sayap-sayap kebebasan mulai runtuh,, teronggok berserakan diantara harapanku untuk menemui jodohku.
Sayapku mulai goyah, ketika aku mendapati aroma maskulin yang kudambakan,, aroma yang kunanti sepanjang malam. Oh, feromon ini terlalu kuat, dimanakah?
Kuregangkan pinggangku, kutegakkan badanku, kucoba menapaki jejak feromon yang tertinggal diantara sayap-sayap lepas.
Disana aku melihatnya, tersenyum menawan jiwa, dia pun merasakan kehadiranku, kedua feromon kami menyatu mewangi dalam remangnya malam. Akhirnya kubimbing dia mengikutiku, menuju lorong masa depan, memperbanyak anak-anak kami, membentuk koloni terkuat agar dapat bersaing dengan koloni rayap seberang sungai.
