Rasanya, sah saja jika kedua film tersebut meraih jumlah penonton yang fantastis dan wajar jika keduanya menjadi film yang banyak ditonton di bioskop-bioskop Indonesia. Hal itu karena kedua film tersebut hadir di saat liburan, tema cerita yang sederhana, balutan kisah dan setting tempat yang aduhai, walaupun mungkin hal itu tidak sama bagi semua orang. Bagi saya, kedua film tersebut cukup menghibur di tengah serbuan film asing, film horor Indonesia, dan film komedi Indonesia.
Ainun dan Habibie.... Sebuah film yang awalnya enggan saya tonton karena ada BCL di dalamnya. Akting BCL yang standar dan biasa saja, sama seperti ketika dia bermain sinetron dan beraksi di film-filmnya yang terdahulu bisa tertutupi oleh akting Reza Rahardian yang keren dan ciamik sebagai Habibie. Lakonnya yang dimiripkan dengan suara dan gerak-gerik khas Habibie yang mengundang minat penonton. Belum lagi, beberapa adegan yang mengharukan, seperti Habibie yang menempuh perjalanan pulang dari kantor ke rumah karena uangnya tidak mencukupi untuk naik kendaraan umum, menemani Ainun ketika sakit, dan juga cintanya yang begitu mendalam kepada istri tercinta.
Lalu, berbicara 5 cm sama seperti berbicara semangat para generasi muda Indonesia.... Semangat kebangsaan, semangat persaudaraan, persahabatan, dan semangat positif lainnya. Sama seperti halnya, Habibie & Ainun, film 5 cm diangkat berdasarkan buku. Film 5 cm diangkat berdasarkan novel sedangkan Habibie & Ainun berdasarkan kisah cinta yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul sama, Habibie & Ainun.
