Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Fans Salah Sambung

16 Juni 2012   02:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 183 1
Katanya, salah satu mendapatkan jodoh atau pendamping hidup itu bisa diperoleh melalui telepon salah sambung. Ya, jika yang disalahsambungkan itu masih single fighter seperti saya, namun bagaimana jika yang disalahsambungkan itu adalah perempuan paruh baya dengan dua orang anak yang sudah dewasa dan mampu berdikari seperti saya dan abang saya?

Nah, perempuan tersebut adalah ibu saya sendiri. Entah mengapa, walaupun sering berganti nomor telepon beberapa kali, Ibu saya tetap saja mendapatkan fans salah sambung. Jika sudah begitu, Ibu saya akan mendiamkan saja dan tetap dengan nomor telepon genggamnya. Adapun, alasan beliau berganti nomor karena telah melampui batas waktu nomor telepon, menggunakan telepon genggam baru, menyamakan nomor  operator dengan kedua anaknya atau dengan suaminya supaya lebih murah saat menelepon atau ber-sms.

Kejadian itu pun berulang. Kejadian fans salah sambung. Awalnya, tiga atau empat malam lalu, pada pukul 00.00 WIB, saya yang sedang surfing di dunia maya mengangkat telepon genggam Ibu yang berbunyi keras. Hal itu saya lakukan karena Ibu sudah tidur. Tidak ada keterangan nama si penelepon namun tetap saya angkat karena mungkin saja ada kabar mendesak dari kerabat dan handai taulan. Akan tetapi, saya menyesal telah mengangkatnya karena itu salah sambung, si penelepon menanyakan apakah nomor yang dihubungi adalah nomornya Dewi dan dengan ketus kujawab bukan dan salah sambung lalu kututup tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Besok paginya, si fans itu meng-sms Ibu saya dan minta maaf karena dikira itu adalah nomornya Dewi. Setelah itu, dia pun nanya apa kabar. Belum lagi, dia juga menelepon kembali malam selanjutnya, tepat pukul sebelas malam dan barusan saja dia kembali menelepon namun saat dijawab, dia hanya menyalakan speaker telepon genggamnya dan fans salah sambung itu melakukannya hingga tiga kali. Panggilan pertama dijawab oleh Ibu saya dengan 'hallo' namun dijawab dengan kediamannya yang pengecut tak mau bersuara, dia malahan menyalakan speakernya. Panggilan kedua, saya angkat, namun saya tak bersuara hanya mengklik 'ok' kemudian karena dia tak mengeluarkan suara maka kupencet tombol mematikan tombol menerima panggilan. Saya tahu kalau dia menyalakan speaker karena sudah berpengalaman dengan hal tersebut sebelumnya dengan teman-teman saya sebelumnya. Lalu, pada panggilan ketiga, kami mengabaikan panggilan darinya. Wew.

Ibu saya memang hebat. Walaupun beberapa kali mendapatkan fans salah sambung, beliau mengabaikannya saja. Adapun, dua orang teman gaul Ibuku di kompleks kami, malahan melayani fans salah sambung itu. Menurut mereka, fans itu dianggap hiburan di sela kepenatan dan kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja mencari nafkah.

Saya tak menyalahkan pilihan kedua teman Ibu gaul saya itu. Namun, saya memberitahu Ibu saya untuk mengabaikan saja fans salah sambung itu dengan berbagai pertimbangan dan alhamdulillah Ibu saya pun sepakat. Ah, masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan oleh Ibu saya. Meladeni fans salah sambung itu memang nampak seru tapi tak elok rasanya jika ditanggapi secara berkelanjutan dan berlanjut dengan asmara diam-diam di antara keduanya dengan situasi berkeluarga yang dialami oleh Ibu saya itu....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun