Lalu, ada kasus lagi. Kala saya sering membalas postingan video SNSD di sebuah jejaring sosial dengan teman saya, lagi-lagi saya kembali berhadapan dengan 'temannya ustad'. Saya tak tahu mengapa tiba-tiba saja 'temannya ustad' itu berdoa semoga saya tak menjadi alay, kamseupay, dan militan. Saya pun sebal dengan 'temannya ustad'. Mereka senang sekali menasehati saya dan meminta saya untuk kembali ke jalan yang benar. Saya pun bingung mengapa kesenangan pribadi diusik. Kembali saya curhat kepada teman saya yang bukan termasuk golongan putih, dia biasa saja seperti saya. Komentar dia tetaplah sama,"Mereka tetaplah manusia."
Lalu, berbagai hal unik pun saya baca, dengar, dan lihat.... Feminisme (ah, mengenai hal ini sudah saya pelajari dan paham, istilah kerennya sudah katam), Liberalisme, dan berbagai isme lainnya, termasuk 'paham'nya Lady Gaga yang akhir-akhir menjadi kontroversi. Kala memperhatikan hal itu, saya pun berpikir,"Ah, mereka tetaplah manusia. Untuk amalan ibadah, biarlah itu menjadi urusan masing-masing. Walaupun, ya memang, kita juga sebaiknya memperingatkan orang lain mengenai hal-hal negatif yang akan dialami jika mereka memilih sesuatu yang memang melenceng dari ajaran agama."
Sekali lagi, tindakan, pemikiran, ucapan, dan sebagainya baik frontal apalagi kamseupay, mereka tetaplah manusia. Berkaitan dengan hal ini, saya jadi inget artikel di sebuah majalah perempuan islami, yaitu dosa yang dilakukan kepada manusia harus kita selesaikan dengan manusia, dia 'kan merugikan pihak lain, selesaikan dahulu antarmanusia baru bertaubat kepada Allah Swt."
Begitulah. Mungkin Allah SWT memberikan tambahan usia kepada saya supaya bisa menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan manusia baik yang menguntungkan maupun merugikan dan tetap bertaubat kepada Allah SWT. Wallahualam.