Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sleeping Beauty

27 Maret 2012   10:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:24 107 0
Tidur bagi saya bukan sekadar aktivitas sebagai manusia tapi juga salah satu hobi. Makanya, saya menuliskan kisah tidur saya itu di bagian 'Hobi'.

Entah mengapa, akhir-akhir ini mudah bagi saya untuk menyalurkan hobi tersebut. Jika di masa lampau sulit untuk tidur dimana saja, maka sejak setahun lalu, hal tersebut bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Hobi tidur bisa dilakukan di dalam kendaraan umum, ruang bekerja, hingga bangku ruang tunggu.

Semakin menggila hobi tersebut seusai makan dan perut kenyang. Lalu, ketika wajah dan mata terkena angin sepoi-sepoi baik dari kaca jendela kendaraan umum maupun mesin pendingin di dalam ruangan, maka tak perlu menunggu lama, hobi pun tersalurkan.

Nah, pagi ini saya pun tersadar kalau hobi murah meriah tersebut bisa menjadi malapetaka jika tak waspada. Contohnya, pagi ini saya sempat terkantuk kala di dalam angkot menuju tempat mengajar. Saya duduk di pojok dan jendela pun dibuka lebar. Adem. Tak hanya angin sepoi-sepoi tapi juga debu dan polusi. Namun, debu dan polusi itu bukanlah halangan bagi saya untuk memejamkan mata dan nampaknya ada lelehan air liur mengalir dari mulut saya.

Untunglah, saya sigap. Seorang pria yang saya curigai sebagai copet hampir saja mau 'bekerja' terampil. Tangannya terampil dengan tubuhnya yang hitam dan tinggi menjulang. Mengapa saya curiga? Pria tersebut yang semula duduk di sebelah saya kemudian pindah ke depan saya lalu perlahan dia mendekat ke kaca jendela, posisinya pun pas di depan saya. Kebetulan, saya duduknya menyamping ketika suasana sudah tidak penuh lagi. Saya tak tahu apakah usaha tangan kreatifnya itu sebelumnya gagal atau berhasil karena angkot yang saya naiki dipenuhi oleh para perempuan pekerja, yang lelaki hanya dia dan sang sopir, dan dia duduk di tengah di antara dua penumpang perempuan kemudian satu per satu para penumpang turun dan tinggal empat penumpang di tempat yang tak jauh dari kampus saya.

Nah, berdasarkan pengalaman sehari-hari menumpang angkot, saya pun hapal gerak-gerik copet plus jambret di angkot baik yang dilakukan sendiri maupun berkelompok . Maka, yang tersisa hanya empat orang penumpang yang terdiri dari tiga penumpang perempuan (*termasuk saya) dan si pencopet, ketika pria itu mendekat ke arah saya dengan tangan dan kakinya yang panjang, saya segera terbangun kemudian melototi dirinya yang dengan cepat menarik tubuhnya itu. Nampaknya, dia yang juga sempat melancarkan strategi mengantuk itu kecele saat berhadapan dengan sleeping beauty seperti saya....

Begitulah kisah saya pagi ini saat menjadi seorang sleeping beauty di angkot....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun