Mengapa mengejutkan? Hal itu karena berbeda dengan dua semester sebelumnya dimana saya mengampu mata kuliah yang sama. Kala itu, saya meminta para mahasiswa menuliskan mengenai diri mereka sendiri setelah sebelumnya beberapa mahasiswa menawar serta bertanya ini dan itu. Mahasiswa menawarkan atau mengusulkan kepada saya bagaimana jika tugas mengarang tersebut dikerjakan secara berkelompok atau dikerjakan di rumah. Kemudian, ada juga beberapa mahasiswa yang bertanya mengenai hal-hal apa saja yang bisa mereka tulis mengenai dirinya masing-masing.
Saya pun berpikir positif. Mungkin, 'kemajuan' kali ini adalah saya sudah lebih mumpuni dalam menyampaikan pesan mengarang di dalam kelas tanpa ada unsur paksakan setelah sebelumnya saya 'hibur' mereka dengan perkenalan dan cerita-cerita lucu lainnya di sela penyampaian pengantar materi Character Building.
FYI, Character Building (CB) itu adalah salah satu mata kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di tempat saya mengajar. Artinya, tidak ada UAS untuk CB. Nilai UAS diperoleh saat presentasi di pertemuan ke-9 hingga ke-14. Salah satu penekanan dalam mata kuliah tersebut adalah softskill dan kepekaan mahasiswa dalam berinteraksi sosial plus lingkungannya serta mengenali dirinya sendiri. Makanya, saya bilang ke mereka,"Percuma kalian seganteng Sule dan secerdas Einsten tapi klo 'gak punya softskill dan 'gak ada sopan santun, jangan berharap mendapatkan nilai A di mata kuliah saya." Mendengar penuturan tersebut, mereka pun terdiam dan mengangguk setuju.
Kembali ke menulis "Aku". Mudah saja bagi mereka menuliskan apa yang mereka ketahui mengenai dirinya masing-masing. Padahal, petunjuknya hanya satu,"Deskripsikan diri Anda."
Ah, memang saya menggunakan kata "Anda" kepada mahasiswa di kelas. Maksudnya, saya menganggap mereka itu sebagai teman yang sejajar serta teman berbagi ilmu. Yang membedakan adalah.... Mereka itu mahasiswa dan saya dosen. Hal tersebut tidak boleh ditawar. Dengan demikian, walaupun ber-Anda ria, tetap ada batasan, yaitu dosen dan mahasiswa. Mereka pun tidak keberatan dipanggil Anda. Namun, terkadang saya memanggil mereka dengan sebutan "Mbak", "Mas", ataupun "Neng". Jika saya memanggil seorang mahasiswi dengan sebutan "Neng", biasanya, teman-temannya yang lain tergelak geli. Ketika teman-temannya terus menggoda mahasiswi tersebut, saya pun hanya tersenyum penuh arti dengan penuh ketulusan niat baik. Adapun, untuk sapaan "Mbak" atau "Mas", mereka biasanya tenang saja, tidak terganggu dengan sapaan tersebut.
Begitulah, suatu hal membahagiakan kala mengetahui para generasi muda yang katanya galau itu ternyata bisa mengenali dirinya sendiri. Seperti apa yang dikatakan Socrates, orang yang bisa mengenali dirinya sendiri disebut telah menemukan kebenaran. Orang tersebut juga memiliki kecerdasan personal (PQ).
Ah, sungguh membahagiakan dan membanggakan ketika mengetahui mereka bisa bercerita melalui tulisan walaupun sederhana....
Dan, esok hari, masih ada satu kelas lagi yang perlu kubagi semangat menulis dalam mata kuliah Character Building.... Tak sabar menanti hari itu tiba....
Salam sayang dari aku yang senang menulis....