Tulisan ini menutup rangkaian pembahasan saya mengenai profesi penerjemah di Indonesia, yang saya rangkum dari berbagai sumber elektronik maupun dari pengalaman saya pribadi sebagai penerjemah lepas sejak tahun 2005. Menyambung tulisan sebelumnya mengenai
Keahlian dan Profesionalitas yang dibutuhkan penerjemah, kali ini saya mengangkat topik tentang wadah bagi para penerjemah untuk mengasah keahliannya secara kontinyu agar dapat menghasilkan karya terjemahan yang berkualitas. Tulisan ini juga dimaksudkan untuk memeriahkan partisipasi
lomba penulisan bertema "Bahasa dan Kita" yang diselenggarakan Kompasiana. Sebelumnya, saya ingin mengajak pembaca merenungi kalimat berikut:
KEMBALI KE ARTIKEL