1.Menguatnya Ekonomi Amerika Serikat: Perekonomian AS mengalami peningkatan, yang menyebabkan nilai tukar rupiah melemah. Kebijakan ekonomi AS, seperti kebijakan tapering off, membuat nilai dollar menguat dan mengurangi supply di kancah global.
2.Ketidakpastian Kondisi Perekonomian Global: Kondisi perekonomian global yang tidak stabil, seperti inflasi di AS yang belum menurun, juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Inflasi AS semakin meningkat hingga 3,48%, yang berdampak pada nilai tukar rupiah.
3.Panik Pasar Akibat Anggota Dewan Gubernur The Fed: Kebijakan The Fed yang tidak menurunkan suku bunganya juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Hal ini menyebabkan pasar menjadi panik dan nilai tukar rupiah melemah.
4.Turunnya Surplus Neraca Perdagangan Indonesia: Indonesia memiliki komposisi impor yang cukup tinggi, yang berdampak pada neraca perdagangan memburuk dan nilai tukar rupiah melemah.
5.Intervensi Bank Indonesia yang Tidak Cukup: Intervensi Bank Indonesia (BI) tidak cukup efektif untuk menahan pergerakan dolar AS, yang juga mempengaruhi nilai tukar rupiah.
6.Inflasi di Indonesia yang Relatif Tinggi: Tingkat inflasi di Indonesia yang relatif lebih tinggi dibandingkan di AS juga menjadi penyebab depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
7.Musim Pemilu dan Kondisi Politik: Kondisi politik dan musim menjelang pemilu juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Kondisi politik yang tidak stabil dapat menyebabkan pelemahan nilai rupiah.
8.Kebijakan Ekonomi yang Salah: Kebijakan ekonomi yang salah, seperti defisit neraca perdagangan yang bertambah, juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Defisit neraca perdagangan yang bertambah akan mempengaruhi nilai tukar rupiah.
9.Kondisi Ekonomi Indonesia yang Buruk: Kondisi ekonomi Indonesia yang buruk, seperti pertumbuhan PDB yang tidak bagus, juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.Â