Setiap manusia akan menikah. Maaf saya ralat, manusia beruntung akan menikah. Tidak semua manusia beruntung menemukan seseorang untuk dinikahi. Seseorang yang entah bisa menyempurnakan atau mencederai hidupnya.
Ya, banyak terdengar buai buai musim cinta dan manisnya pernikahan. Tapi juga banyak sekali cerita masam dan pahit yang menjijikkan dari pernikahan. Manis madu yang memabukkan dalam pernikahan membuat manusia membuat lingkar manis di bibirnya. Pahitnya pernikahan mengalirkan bening air mata hingga sesenggukan yang meyayat hati.
Masyarakat Indonesia memiliki sebuah pandangan yang mengakar. Pandangan tunggal ini memiliki inti permasalahan yang jelas dan konkrit. Ajaibnya pandangan pokok ini dimengerti dan dianggukkan oleh hampir seluruh masyarakat. Pandangan ini merinci bagaimana manusia idealnya bertindak, merinci manusia untuk melakukan ini dan tidak melakukan ini. Sayangnya pandangan ini tidak memiliki alasan yang jelas. Dan memakan korban luas, korbannya bisa saja tak menganut pandangan ini. Tentusaja tersangka dari korban ini adalah manusia penganut pandangan ini. Manusia yang menganiaya korban ini seakan tak ada habisnya. Malah terkadang pandangan ini memakan balik penganutnya.