KYAI
.
Kini rambutmu tak lagi hitam namun tatapanmu tetaplah tajam
Menatap pondok jauh dimasa depan walau yakin usia termakan zaman
Nurani telah menyatu padu idealisme terjaga terus maju
Keikhlasanmu tak terbayarkan melawan karang terpecahkan
.
Disaat sorotan matamu kian layu serta ruang dan waktu menggilasmu
Kau tetap tegar bertahan dengan kuda-kuda dan kepalan
Namun saat ini, saat kau tak disampingku
.
Ku nanti nasehatmu, ku butuh petunjukmu, ku rindu petuahmu
Tanpamu ku bimbang serta ragu terombang-ambing ditengah deru gulungan ombak intervensi
Ku mohon kau kembali, ku mohon kau kembali, tuk entaskan derita ini
.
februari, 2015