Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup

Belok Kiri Jalan Terus, Lampu Merah Klakson Terus

17 April 2016   15:40 Diperbarui: 17 April 2016   15:52 21 0
Saya hanya geleng-geleng ketika motor di belakang saya mencoba mengklakson motornya berulang kali, saat lampu masih merah.  Ini adalah pengalaman baru yang saya jumpai saat saya sedang berkendara motor dari Solo, menuju Jogjakarta. Baru pertama kali seumur hidup saya, hari itu menjadi hari yang membuat saya jengkel (red. marah dalam hati). Kenapa tidak? Karena lampu rambu lalu lintas masih merah dan beberapa pengendara motor sudah sempat menancapkan gasnya. Angka menunjukkan masih 5 detik lagi, masih merah pula, tetapi para pengendara motor di depan saya tangsung tancap seakan-akan lampunya sudah hijau. Dan lebih parahnya lagi saat saya yang ada di belakangnya tetap berhenti menunggu lampu berubah hijau, saya terus diklakson oleh motor di belakang saya, karena saya menghalangi jalannya. Saya hanya diam dan menggeleng-gelengkan kepala mencoba untuk tidak ikut-ikut tancap gas saat lampu belum hijau.

Melihat kejadian ini sepertinya masyarakat Indonesia sudah cukup kreatif. Ya, kreatif tetapi salah! Bagaimana tidak salah, lampu merah ya merah, tunggulah sampai hijau baru berjalanlah! Itu yang saya tahu selama ini.

Sejak kita kecil, kita masih ingat bukan bahwa ayah ibu kita mengajarkan bahwa lampu merah itu berhenti dan hijau itu berjalan, baik untuk semua transportasi pribadi maupun umum. Dan saat kita masih muda (belajar motor), sampai kita lulus SIM C, dituliskan bahwa peraturan masih tetap sama dan tidak ada yang diubah. Merah berhenti dan Hijau berjalan!  Terlebih lagi angka masih menunjukkan 5 atau 4 dalam hitungan mundur, pengedara pun sudah tancap gas dan mengklakson meminta pengendara depannya untuk sedikit memberinya jalan.

Memang bagi sebagian besar warga Indonesia dalam hal kesabaran dan ketaatan mungkin perlu diberi penegasan ulang, atau sekalian saja tentang pendidikan karakter perlu ditegaskan lebih lagi. Memang mematuhi peraturan merupakan suatu kewajiban semua pihak, bahkan Bpk Jokowi dan para staff pemerintahannya pun juga harus patuh pada suatu peraturan yang tertentu yang telah ditetapkan negara Indonesia. Setiap orang mungkin mempunyai kepentingan dibalik kejadian tersebut, bisa karena sudah terlambat kerja, atau dikejar deadline sesuatu hal, dan masih banyak lagi. Tetapi alangkah baiknya jika kita tetap mematuhi peraturan yang ada, karena itu semua akan kembali kepada kebaikan kita.

Jika boleh menjelaskan, kejadian yang ini adalah salah satu dari kebiasaan yang tidak baik jika dicontoh terlebih lagi jika dipelihara, apalagi untuk negara sekelas Indonesia yang terkenal dimancanegara bahwa penduduknya lemah lembut, mudah tersenyum, dan sangat ramah. Sangat berbanding terbalik! Kebiasaan mencuri start saat lampu merah adalah hal yang tidak patut dicontoh, apalagi mengklakson minta untuk minggir saat lampu masih merah.

Jangan sampai kebiasaan ini terjadi lagi terutama kepada para pembaca baik anda masih di bangku sekolah yang sudah dijinkan layak mengendarai motor, atau anak-anak kuliah, atau yang sudah bekerja. Semua sama, baik yang terlambat atau tidak terlambat. Cobalah mematuhi peraturan yang ada. Jangan membuat suatu kebiasaan yang buruk menjadi sebuah budaya (karakter bangsa). Tetapi junjunglah budaya yang baik, dari kebiasaan yang baik. Sebagai warga negera Indonesia yang baik, timbulkanlah hal-hal yang baik, dan jadilah contoh yang baik karena identitas negaraku adalah identitasku juga.

Tulisan ini ditujukan bagi semua warga masyarakat yang pernah melakukan hal ini, semoga kesadaran itu muncul. Jadilah pengendara yang baik, atau anda akan membuat polisi menjadi kian sedih. :T

 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun