Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bedah Buku "Saya Bukan Susno Tapi Kusno"

25 Februari 2010   20:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44 227 0
Mantan penjual eskrim Kusno Dumaji, sebenarnya agak gaptek (gagap teknologi, red). Namun Kusno tertarik untuk membukukan kisahnya kedalam sebuah buku. Akhirnya Kusno menghubungi seorang pengarang buku 'Sobarry' untuk membantunya menyusun secara sistematis kisah pahit getirnya kehidupan yang selama  ia lakoni sebagai penjual eskrim.

Kusno menceritakan secara gamblang kepada Sobarry , bagaimana kebodohan bos eskrim, Lambang Endarjo Brokoli yang merangkap sebagai atasannya melakukan hal-hal yang bodoh.  Dalam kisahnya ini, Kusno meminta agar tulisan dalam bukunya nanti tidak akan membuat rekan  sesama penjual eskrim menjadi mokong alias bandel karena ulah dari atasannya yang katrok dan ndeso. Kusno mengharapkan agar para penjual eskrim berdoa biar sang atasan melakukan tobatan nasuha.

Akhirnya, terbitlah buku hasil gebetan Kusno, berjudul 'Saya Bukan Susno Tapi Kusno". Buku ini menjadi booming, laris manis tanjung kimpul, Hampir setiap bedah buku yang dilakukan Kusno menarik banyak kalangan, mulai dari tukang cendol, tukang dawet, masyarakat umum, usia muda hingga orang tua juga turut hadir. Mereka tidak hanya tertarik terhadap isi bukunya,tetapi mereka juga tertarik  melihat kepolosan sosok Kusno  dan menjadi lebih simpati setelah melihat kepala Kusno agak miring  akibat penyakit step waktu bayi.

Ya, Kusno kini tak lagi berjualan eskrim karena grobak miliknya telah ditarik oleh sang atasan. Kini dia berharap nasibnya yang masih luntang lantung segera membaik seiring larisnya buku berjudul "Saya Bukan Susno tapi Kusno".

"Lumayan bisa untuk menambah uang pensiun sebagai penjual eskrim", harap Kusno, sambil membubuhi tanda tangan pada bukunya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun