Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kawan Sejati

19 Februari 2024   23:14 Diperbarui: 19 Februari 2024   23:18 119 1
Sudah puas?
Apa sekarang sudah nampak jelas?
Atau masih kurang?
Kamu mau sakit hingga meradang?

Sudah kubilang
Jangan begadang
Pasti sia-sia
Karena pikiran juga punya masa

Kamu tak tidur karena masih punya rasa?
Biarkan aku nanti yang bicara dengan dia
Kamu sakit menjadi-jadi
Enak saja dia tak tahu kamu berperang urat nadi

Katanya demi kebaikan kamu
Kebaikan kalian
Keterpurukan para setan
Apa sajalah, aku cukup paham maksud dia berlagu

Tikam, gurat, sobek dan darah
Aku memang belum terasah
Belum pernah merasakan luka bernanah
Kali ini kuterima, baiklah

Tiba-tiba sepi tak semengerikan itu
Keheningan ini ternyata aku rindu
Kalau kamu?

Apa karena aku juga marah?
Bukan
Aku hanya menemani kamu mencari arah
Yang dulunya tak pernah hilang
Karena kamu selalu pantang

Padahal Ibu sudah peringatkan kamu
Jangan begini; jangan begitu
Tetapi kamu, si bocah lugu
Tidak percaya bahwa dunia adalah sarang penipu

Ingat aku pernah bilang padamu
"Aku tunggu sampai dia bosan"
Kamu bilang
"Silakan"

Kamu bicara tentang "cinta"
Aku terpingkal seperti digelitik gigi buaya

"Sadarlah!" dari aku
Kamu balas dengan "Diamlah!"

Sekarang, cukup!
Tidak ada yang pantas untuk sebuah ketulusan!
Simpan saja itu
Biarkan usang, daripada dibuang orang

Tanyakan pada dirimu yang kini sedang sendu
Layak kamu disanding oleh pilu?
Buka matamu!
Cuma aku kawan sejatimu
____
Sudah, sisi diriku
Aku sayang kamu
Hentikan amarahmu

Aku pecah
Dan terbelah
Bukan dia yang salah
Tapi aku yang lengah

Saat ini
Aku sedang ingin mencicipi sedikit lara
Aku sedang ingin menikmati rembesan air mata
Tak lama
Mungkin hanya selamanya..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun