Ketika orang retwit isi ramalan bintang, biasanya ada dua faktor yang melandasinya. Pertama, karena merasa cocok dengan isi ramalan. Ketika akun-akun ramalan mengeluarkan twit bahwa satu zodiak memiliki sifat tertentu dan terlintas fikiran ‘gue banget nih!’, maka langsung diretwit. Hal itu seperti juga ingin mengatakan ‘tahu banget sih ya’. Tapi pertanyannya, ketika ditemukan bahwa apa yang sedang dirasakan saat ini ternyata ada pada zodiak yang lain, apakah akan diretwit juga?
Kedua, adalah faktor pencitraan. Harus diakui, bahwa mayoritas tuips hanya retwit isi ramalan yang bagus-bagus dan sesuai dengan zodiaknya. Tentu ini di luar fakta bahwa akun-akun ramalan rata-rata hanya ngetwit hal-hal baik. Namun disadari atau tidak, seperti ada permintaan atas pengakuan dari orang lain ketika retwit isi ramalan mengenai sifat berdasar zodiak. Meski kadang isi ramalan tidak sesuai dengan yang dilakukan, asal terlihat baik dan sesuai dengan zodiak, maka akan diretwit.
Dari bahasan tersebut, memberikan dua pertanyaan lain mengenai pengaruh ramalan pada hidup manusia. Pertama, apakah benar isi ramalan bintang selalu sesuai dengan pemilik zodiaknya? Ketika ada isi ramalan yang cocok maka akan langsung diretwit, tapi ketika dirasa tak sesuai, biasanya akan dibiarkan. Hal ini masih dalam tahap kewajaran karena biasanya manusia butuh dukungan eksistensi pada apa yang dikerjakannya, dan salah satunya melalui isi ramalan. Meski tahu bahwa ramalan tak dapat dibuktikan sama sekali secara ilmiah, tapi masih saja diretwit dengan anggapan kebetulan.
Namun, pertanyaan lain yang menurutku paling berbahaya adalah ‘Jangan-jangan, isi ramalan itu yang malah mempengaruhi karakter seseorang?’. Contoh sederhananya seperti ini. Seseorang yang memiliki zodiak Sagitarius dan hobi retwit isi ramalan mengenai zodiaknya, apakah bukan mustahil hidupnya dipengaruhi oleh twit-twit itu? Ketika sudah terlalu sering membaca banyak isi ramalan yang ‘dianggap’ cocok, maka ada kemungkinan isi ramalan tersebut juga menjadi sugesti pada alam bawah sadarnya. Dengan retwit, ada dorongan ilusif bahwa ia harus berperilaku sesuai dengan prediksi zodiaknya. Ada semacam keharusan terselubung untuk menunaikan isi ramalan karena merasa sebagai orang dengan zodiak Sagitarius. Padahal, bukan tak mungkin juga, ia tak punya karakter itu. Namun karena didorong oleh sugesti, maka diusahakan untuk dilakukan.
Jika ingin ditilik lagi, Allah menciptakan manusia dengan segala keunikannya. Bahwa saudara kembar yang lahir hampir bersamaan pun, dapat punya sifat yang 180 derajat berbeda. Namun ketika seseorang mengikuti kata ramalan, ada upaya penghancuran karakter yang unik, sehingga mengikuti apa kata ramalan. Bayangkan jika semua orang di dunia mengikuti kata-kata ramalan sesuai dengan zodiaknya? Apa seru dari kehidupan ini ketika karakter tiap orang dapat ditebak hanya berdasar pada hari kelahiran? Aku masih menyangsikan hal itu karena keyakinan bahwa manusia unik dan tak mungkin sama hanya dengan kebetulan waktu lahir yang dalam periode tertentu. Apalagi anggapan bahwa sifatnya dipengaruhi oleh letak planet dan bintang.
Oleh karena itu, mulailah menghindari untuk percaya pada ramalan bintang atau bentuk lain yang sejenis. Tak apa jika memang ramalan itu ditujukan untuk lucu-lucuan atau joke. Namun tetap harus hati-hati, karena ramalan punya sifat sugestif yang dapat mempengaruhi pemikiran dari alam bawah sadar. Tak perlu minder dan harus mengikuti apa kata zodiak untuk bersikap. Percaya dengan dirimu bahwa setiap orang unik dan dibekali karakter masing-masing. Beranilah untuk berbeda. Nah, apa pendapatmu terutama yang masih percaya pada ramalan bintang?(DPM)
Ditulis 26 Juli 2013 di Dimas.my.id