Rokok ia nyalakan,cukup tiga puluh menit ruangan telah penuh aroma tembakau,padahal jendelanya terbuka. Aneh,tapi lelaki itu terlihat tidak peduli,bahkan suatu ketika saat rumah tetangganya terbakar, penuh riuh orang yang kelabakan,ia tetap jenak duduk dan ngerokok dengan novel AKI nya Abdullah Idrus. Lebih parah lagi ada waktu dimana ia serasa berloncatan jiwanya,kadang ke Inggris, ke Yogya,Solo, bahkan merasa jadi saksi sejarah mulai dari jaman berjuang, jaman merdeka, orde lama, orde baru, reformasi, semua berkat tumpukan buku dan korannya.