Gaarder sendiri sudah gemar menulis dengan sudut pandang anak-anak serta menonjolkan rasa penasarannya akan dunia sejak kecil dan mendapatkan banyak sekali penghargaan tentang semua karya-karyanya yang erat dengan filsafat.
Buku ini terbit pertama kali di Norwegia pada tanggal 5 Desember tahun 1991 dan sudah terjual lebih dari 40 juta eksemplar di seluruh dunia. Pada awalnya novel ini memiliki judul Sofies Verden dalan bahasa Norwegia, namun sekarang sudah diterjemahkan lebih dari 60 bahasa di dunia, contohnya menjadi Dunia Sophie di Indonesia saat ini. Buku ini memiliki tebal sebanyak 800 halaman bergenre fiksi dan diterbitkan di Indonesia oleh PT Mizan Pustaka.
Buku Dunia Shopie menceritakan tentang seorang anak kecil berusia 14 tahun bernama Sophie yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia mendapatkan surat misterius pada kotak pos nya yang berisi pertanyaan aneh yang membuatnya tidak bisa lepas memikirkannya sepanjang hari. "Siapa kamu?", "Dari manakah datangnya dunia?". Pertanyaan-pertanyaan itu membuat Sophie berpikir tentang soal-soal mendasar yang tak pernah ia pikirkan selama ini. Sophie pun mulai mempelajari tentang filsafat dengan perlahan.
Pertanyaan-pertanyaan yang singkat tadi memang terdengar sepele namun bagi para filsuf-filsuf Yunani, jawabannya begitu beragam, bermakna dan menarik untuk dipahami. Sophie berpandangan bahwa, untuk apa memikirkan sesuatu yang menurutnya belum terlalu penting atau membuang-buang waktunya. Namun yang dapat dipelajari disini adalah segala sesuatu yang terlihat tak penting di dunia ini, ingin diperhatikan, dimengerti dan di pahami.
Pada hari-hari berikutnya Sophie semakin sering menerima surat-surat misterius tersebut, hingga ia sendiri tertarik untuk mencari siapa pengirim surat tersebut dan apa tujuannya. Dari situlah ia mengenal Alberto Knox, seorang guru filsafat misterius yang telah mengilhaminya mempelajari filsafat melalui surat-surat tersebut. Rasa penasaran Sophie pun memuncak setelah diberitahu bahwa ada seseorang bernama Albert Knag yang ingin menjumpai dan mengajak Sophie untuk mengenal filsafat melalui perantara Alberto Knox. Shopie dan Alberto memulai penyelidikan mengenai hal tersebut, tentang apa siapa dan dimana sang mayor itu (Albert Knag).
Tidak sampai disitu, sebuah plot twist yang mencengangkan pun terjadi. Cerita yang awalnya mengisahkan Sophie sang gadis kecil dan guru filsafat misterius bernama Alberto knox, berubah menjadi cerita di dalam cerita atau alur di dalam alur. Siapa yang menyangka bahwa Sophie dan Alberto Knox merupakan tokoh rekaan dalam cerita sang Mayor yang berusaha memberikan kado ulang tahun ke 14 pada anaknya yang bernama Hilde. Permasalahan terjadi pada tokoh rekaan (Sophie dan Alberto Knox) yang ingin di selesaikan ceritanya oleh sang Mayor Albert Knag, yang berusaha hidup sendiri di dalam cerita mereka, dengan menjalankan peran tersendiri tanpa imajinasi dan alur sang Mayor. Mereka pun melawan kehendak penulis cerita dengan segala cara mistis namun logis dilatarbelakangi oleh sejarah filsafat pada zaman Socrates hingga Freud. Sophie dan Alberto sebagai pion pun mulai mencari jati diri mereka yang sesungguhnya.
Terlepas dari semua itu, novel ini sangat direkomendasikan sekali untuk dikoleksi. Disamping cara pemaparan dan penjelasan ilmu serta konsep filsafat yang menarik, buku ini juga membuat kita memutar otak dan pikiran dengan sangat keras untuk memahami pandangan para filsuf dari zaman ke zaman pada masa itu.