Pada hari pertama, acara digelar di ruang sidang FKIP UMM dan dihadiri oleh jajaran Dekanat FKIP, Kepala Program Studi PPG, Tim Task Force PPG, dosen, guru pamong, mahasiswa, dan alumni. Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FKIP, Prof. Dr. Trisakti Handayani, MM. Dalam sambutannya, beliau menyambut hangat kedatangan tim pemonev dari Direktorat PPG. Prof. Trisakti mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mendukung penyelenggaraan PPG di FKIP UMM. "Kesuksesan program ini tidak lepas dari partisipasi seluruh elemen terkait," tegasnya.
Wakil Dekan II FKIP, Prof. Dr. Abdulkadir Rahardjanto, turut menyampaikan pandangannya tentang pentingnya saran dan masukan dari Direktorat PPG untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan program PPG. Beliau menegaskan bahwa kegiatan Monev ini sangat bermanfaat bagi FKIP UMM, karena dapat membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan area yang memerlukan perbaikan dalam program PPG. "Kegiatan Monev ini memberikan masukan yang konstruktif dan berharga untuk kami," ujar Prof. Abdulkadir.
Salah satu perwakilan dari Direktorat PPG, Vina Maysari, S.T., menyampaikan bahwa program PPG nasional telah berhasil mencakup 589 ribu guru di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan dampak positif program PPG dalam mendukung profesi guru di tanah air. Ia juga menjelaskan bahwa tunjangan bagi guru yang telah lulus dari PPG diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggeluti profesi guru.
Selama kegiatan Monev, dilakukan wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PPG, termasuk dosen, guru pamong, mahasiswa, dan alumni. Salah satu proyek yang menarik perhatian khusus adalah proyek kepemimpinan mahasiswa PPG yang melibatkan anak-anak di panti asuhan. Dalam proyek ini, mahasiswa PPG mengajarkan cara memanfaatkan pepaya menjadi produk bernilai, seperti keripik pepaya, sampo dari biji pepaya, dan pelet ikan lele. Proyek ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga mendorong kreativitas, kemandirian, dan jiwa kewirausahaan pada anak-anak panti. Proyek mahasiswa lainnya adalah pembuatan diffuser dari minyak jelantah, yang menunjukkan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan.
Vina Maysari sangat mengapresiasi proyek-proyek yang berbasis kearifan lokal dan ramah lingkungan ini. "Produk-produk ini sangat inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Saya berharap proyek-proyek ini terus dikembangkan oleh mahasiswa meskipun mereka telah lulus," ujarnya. Proyek-proyek ini, menurutnya, memiliki potensi untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan di masyarakat.