Di sisi lain, kelompok-kelompok yang terpinggirkan, yang memiliki kapital sosial lebih terbatas, sering kali terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Kurangnya koneksi sosial dan jaringan dukungan yang kuat dapat menghalangi akses mereka ke peluang ekonomi yang lebih baik, sehingga memperburuk ketimpangan. Dalam konteks ini, kapital sosial dapat menjadi penentu utama apakah seseorang mampu meningkatkan kondisi ekonominya atau tidak.
Selain itu, kapital sosial juga dapat berfungsi sebagai penggerak perubahan sosial. Ketika komunitas menggunakan jaringan sosial mereka untuk saling mendukung dan berbagi sumber daya, hal ini dapat memperkuat solidaritas dan meningkatkan kemampuan kolektif mereka dalam memperjuangkan hak-hak ekonomi dan sosial. Dengan demikian, kapital sosial bukan hanya aset individu tetapi juga merupakan modal kolektif yang dapat mendorong peningkatan mobilitas ekonomi secara lebih luas.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kapital sosial tidak selalu positif. Dalam beberapa kasus, jaringan sosial yang tertutup atau eksklusif justru dapat memperkuat praktik diskriminatif dan mempersempit akses bagi kelompok luar. Oleh karena itu, upaya untuk memperluas kapital sosial harus memperhatikan inklusivitas dan kesetaraan, sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Secara keseluruhan, kapital sosial berperan penting dalam membentuk peluang ekonomi seseorang dan dapat menjadi alat yang kuat untuk mempromosikan mobilitas ekonomi. Untuk mencapai dampak yang lebih luas dan berkeadilan, perlu ada kebijakan yang mendorong pembangunan jaringan sosial yang inklusif dan mendukung penguatan komunitas, terutama bagi mereka yang berada dalam posisi kurang diuntungkan.