Tiga bulan lalu keranda mayat diboyong
Kebelakang rumah
Sepetak liang lahat dikerumuni oleh manusia hidup
Sebentar lagi mayat itu akan tidur
Tanpa lampu dan kasur yang empuk
Istrinya tidur dalam kebisingan malam
suara budak yang menangis kehilangan ayah
Tiga hari juga istrinya tidak bisa tidur
Masih dihantui suaminya yang dikubur
Rindu pilu menggebu
Duka bak awan kelabu
Masih pekat dan dirindung ujan air mata melulu
Kisah istrinya menjadi kabar sayu
Warga mulai merisaukan si budak dari rahimnya itu
Kemaren si budak datang kelaparan
Ibunya tidak bernafsu  mengasapi dapurnya
Budak terlantar dengan kuku jari panjang
Diujung kuku yang itam
Rambut kusut dan pucat
Tak ada lagi warna di kehidupan nya yang masih basah
Berjalan dari kegelapan
Bak menyiram bunga yang layu
Tak hanya butuh air hujan
Untuk mekar
Mari siangi kehidupan
Dengan cinta
Tak ada yang abadi
Semua akan pergi menepi
Anak piatu anak kita
Bapaknya kita
Bukan lagi satu bapak
Namun jutaan bapak