Dan kau tersenyum seperti anak kecil yang kembali kehilangan gigi
Canda tawa dari seorang laki-laki parubaya itu
Tak henti menghiburku dibalik layar datar
Kata saudaraku, dia sedang sakit
Badannya meriang dua hari ini
Tapi dia masih saja jadi penghibur pelipur lara
Dia masih saja menjadikanku anak gadis balita yang ingin dia gendong dan dipeluknya kalau lagi merengek
Kuigin meraba kakinya yang lelah
Tiap hari merayap bersama lumpur-lumpur
Bertegur sapa dengan batang-batang padi yang berharap menguning setiap bertemu
Upaya dan daya tak sampai disitu
Keingginanku mengujinya kembali
Aku bukan anak kecil yang harus dipangkuannya