Banyaknya celah pada situs-situs perusahaan atau instansi pemerintah memudahkan seorang peretas atau hacker dengan tujuan jahat untuk membobol data pribadi masyarakat. Selain itu, kurangnya literasi keamanan data digital dan kurangnya tenaga cyber security membuat tindak kejahatan digital membuka jalan bagi hacker menjalankan tabiat buruknya. Namun, ketika terjadi kebocoran data, seperti kasus bjorka, data kominfo bocor, data PDN (Pusat Data Nasional) bocor, BTN (Bank Tabungan Negara) bocor dan yang terbaru data Data Ditjen Pajak Bocor, sebagian dari kita mungkin berpikir bahwa masalah ini merupakan kesalahan teknologi semata dan faktor pembobol. Padahal, aspek paling penting yang biasanya terlupakan, yaitu rapuhnya tata kelola data, yang umumnya disebabkan oleh kecerobohan manusia.
KEMBALI KE ARTIKEL