KOMENTAR
Puisi
Pilihan
First Kiss; Mahligai Cinta
26 Maret 2017 15:33
Diperbarui: 25 April 2017 02:00
513
2
Mahligai Sang Pencipta masih megah berdiri ada Kulihat ditiap sisinya tak berubah banyak Interior dan eksteriornya pun masih sama seperti sedia kala Hanya beberapa pohon dihalamannya lenyap entah apa sebab Sebatang jalan masih begitu setia melayani penggunanya Sebatang jalan bersolek entah berapa kali sudah Disebelah utara mahligai Sang Pencipta ada kisah terkubur di ratusan purnama lalu Wajah-wajah anak tangga itu kini tampak murung diselimut sendu Wajah satu pohon rambutan tiada sudah direnggut senja usia Namun ada satu wajah seorang dara kala itu Wajah nan ayu bergaris sendu dalam pelukan senja First kiss di mahligai Sang Pencipta Bukankah kau ucap kata hanya perpisahan sementara Pendakianku ke bukit Mega Mendung, tegas kau larang aku! Bukan aku tak hirau keinginanmu! Kau akan tahu maksudku itu kelak ketika ‘dewasa’ setia mengabdi dalam dirimu First kiss; mahligai cinta Rupanya ‘dewasa’ tak mengingkari titahnya untukmu Kini kau telah menjadi seorang dara pendaki gunung, pecinta alam Dan . . . . . Pendakianku ke bukit Mega Mendung, tegas kau larang aku! Ratusan purnama berlalu sudah dalam first kiss; mahligai nelangsa Dalam-dalam kegelisahanku akan sebuah tanya Aku titip di sebuah negeri puisi untuk Dara. Ciledug, 24 Februari 2017
KEMBALI KE ARTIKEL