Di sebuah pagi yang tenang, bayangkan Anda berdiri di kaki bukit yang hijau. Udara masih segar, dan embun belum sempat tersapu sinar matahari. Tidak ada keramaian, tidak ada hiruk-pikuk wisatawan yang berlomba mengambil foto untuk sekadar unggahan. Hanya suara dedaunan yang berbisik pelan, seolah menyapa langkah ringan Anda. Beginilah soft tourism bekerja—perjalanan yang tak meninggalkan kebisingan, apalagi luka pada alam.
KEMBALI KE ARTIKEL