Bila malam sudah tak lagi besajak, bila rembulan enggan melahirkan kata Lalu angin merampas kepingan puisi yang ditimang kunang-kunang : menyedihkan Seperti kesedihan langit yang digelayuti awan mendung tak berkesudahan hingga musim berganti Lantas di mana, harus mencari kepingan asa? jawabanmu memelas : entahlah Hai, kau yang bersedih masuklah kesini ke rumah beratap dan berdinding kaca, yang baru saja kubangun Tempat, dimana kita bisa menunggu cerahnya langit sambil bercerita tentang keagungan Tuhan _______________________________________________________________ Dien Makmur, Jakarta – 2011
KEMBALI KE ARTIKEL