Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Jejak Peradaban di Situs Tugu Gede Cengkuk

13 Januari 2025   11:53 Diperbarui: 13 Januari 2025   11:53 191 0
Setelah berjalan kaki santai sekitar 15 menit dari rumah penjaga situs Sujaya, atau Abah Jaya, kami tiba di Situs Tugu Gede Cengkuk pada jam 7 pagi (29/12/24). Cahaya keemasan matahari pagi membuat susunan batu di situs tua ini tampak sangat indah. Lokasinya di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Dari Hotel Grand Inna Samudra Beach Pelabuhan Ratu sekitar 11 kilometer ke arah perbukitan. Dari perbukitan, kita bisa melihat hamparan laut dan persawahan.

Dari pintu gerbang kecil berpagar kawat, pandangan kami tertumpu pada sebuah menhir besar. Ukuran tingginya hampir mencapai 4 meter, dengan lebar dan panjang 0,7-1 meter. Kami semua jadi mungil ketika berpose di samping Tugu Gede ini.
Sisi depan menhir tertutup lumut hijau tua dan jamur putih. Sedangkan sisi lainnya yang terkena matahari, bercak jamur putihnya lebih sedikit. Lumutnya berwarna hijau muda dan bernuansa jingga. Terdapat susunan batuan yang lebih kecil bersender pada menhir. Saya menemukan bekas-bekas dupa yang dibakar. Sepertinya sisi ini yang sering digunakan sebagai tempat ritual. Tak jauh dari menhir ini terdapat susunan tangga batu menuju ke sebaran batu di bagian bawah.

Hampir 140 tahun setelah Adolphe Guillaume Vorderman (1844--1902), dokter dan peneliti Belanda  melaporkan temuan megalitik di daerah yang sekarang masuk ke dalam Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, kami senang bisa datang ke situs ini. Lokasi ini juga menjadi rute untuk menuju kampung adat Ciptagelar, sekitar 17 km. Kami ditemani oleh Teh Hilda, Kang Dida dan Kang Wildan, dari Jelajah Sejarah Soekaboemi (JSS).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun