Impian bertatap muka dengan sang Naga di habitat aslinya ini akhirnya terkabul juga. Meski sudah pernah bertemu Komodo (Varanus Komodoensis) di kebun-kebun binatang, tapi pengalamannya tidak sama. Karena kebun binatang adalah kebun binatang, bukan habitat asli para binatang penghuninya.
Dalam perjalanan menengok sang Naga ini saya memilih Pulau Rinca. Hal ini akibat pertimbangan kantong dan waktu. Pulau Rinca yang terletak di gugusan kepulauan Komodo ini dapat ditempuh dengan kapal selama 2 jam dari Labuan Bajo. Kapal menuju Rinca pun berbagai macam ukurannya. Sewanya berkisar antara Rp 600,000 sampai yang paling mahal pun ada, tergantung ukuran kapal, negosiasi dan belas kasihan si pemilik kapal kepada wajah memelas Anda.
Berangkat dari Labuan Bajo sekitar jam 7 pagi, tiba di Loh Buaya sekitar jam 9 pagi. Di dermaga, seorang ranger muda, Ridwan, sudah menanti. Rupanya giliran Ranger ini pun diatur dengan tertib.
Setelah mendaftar di kantor Taman Nasional dan membayar sekitar Rp 77,500untuk biaya masuk, guide dan kamera non-profesional, juga melihat peta gugusan kepulauan Komodo.
Informasi awal yang menarik perhatian saya ketika melihat peta Kepulauan Komodo ini adalah cerita Ridwan bahwa para komodo nakal yang punya kecenderungan agresif dan menyerang akan diasingkan ke pulau Gili Motang. Entah mengapa, informasi ini mengingatkan saya pada pulau pengasingan Nusa Kambangan.
Dari data Taman Nasional Komodo, populasi Komodo di Pulau Rinca lumayan banyak, yaitu diperkirakan sekitar 1,100 ekor. Berbeda 100 ekor lebih sedikit dengan populasinya di Pulau Komodo, yaitu 1,200 ekor. Pulau Rinca sendiri luasnya 19,627 hektar.
Ada dua kampung berpenghuni di Pulau Rinca ini, yaitu Kampung Rinca (sekitar 900 jiwa) dan Kampung Kerora (sekitar 500 jiwa). Ridwan yang asli dari Kampung Rinca punya pengalaman unik dengan Komodo, tapi itu nanti.
Pukul 10 pagi.
Sekitar 8 ekor Komodo pertama yang kami temui sedang tidur-tiduran di bawah rumah panggung para ranger. Dilarang keras memberi makan para Komodo ini, karena dikhawatirkan mereka akan malas berburu dan kehilangan sifat ke-komodo-annya. Perkecualian bagi satu ekor Komodo yang menderita patah kaki depan ketika berkelahi. Si Patah Kaki Depan ini secara teratur diberi makan, karena sejak 4 tahun lalu, kaki patahnya tidak pernah pulih.