Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Toilet Jongkok, Toilet Duduk, Atau Yang Nangkring Di Bantaran Sungai: Mana Pilihanmu?

10 Juni 2012   07:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 2114 3

Setelah membaca postingan rekan sesama kompasianer di sini yang menguliti masah dunia toilet dan antah-berantahnya. Tiba-tiba aku jadi tergelitik untuk ikut-ikutan mengulas fenomena toilet alias kloset. Sebagai seseorang yang sudah pengalaman dengan berbagai jenis kloset. Dari yang paling primitif yaitu cukup nangkring manis dibantaran sungai, atau nongkrong asik di bilik bambu yang sekilas mirip tempat pengambilan suara, lalu di pavilium khusus dibangun di tengah kolam yang dengan sigap ikan-ikan menyambar “emas buangan”  hingga jenis toilet yang sedikit modern dimana kita bisa jongkok diatasnya, atau yang setingkat lebih WAH yang diadopsi dari Barat dimana kita bisa duduk sambil leyeh-leyeh baca koran. Dus, setelah membaca artikelnya saya jadi mempertanyakan keunggulan kloset duduk yang sudah menggeser kloset jongkok hingga mulai merambahi dan mendominasi kloset di rumah-rumah maupun di tempat umum. Well, my first question is: apakah kloset duduk itu lebih baik dan efisien dari kloset jongkok?

Kalau lebih modern, terlihat lebih berkelas, lebih praktis dan nyaman mungkin iya. Itulah sebabnya, dewasa ini, di era Homo sapiens keranjingan twitter keranjingan internetan, orang kebanyakan lebih memilih kloset duduk dari pada jenis kloset lainnya. Dus, di kota-kota besar maupun metropolitan kloset duduk sudah makin ditinggalkan. Lihatlah di mall-mall, di restoran, hotel dan perkantoran hampir semuanya serempak dan seragam menggunakan kloset duduk.

Eits tapi tunggu dulu, kloset duduk lebih nyaman katanya? Mungkin sebagian orang menganggukan kepala. Mereka yang hamil, yang penderita wasir, yang rematik, yang obesitas ataupun para orang tua sudah tentu mengiyakan mengangguk setuju. Tapi itu tak berlaku bagi mereka yang terbiasa dengan kloset jongkok. Begitupun diriku. Terus terang ketika pertama berkenalan dengan kloset duduk, sampai satu jam duduk aku gagal menyelesaikan “ritual” harianku. Yang ada malah imajinasiku kemana-mana, dari pertama duduk diatasnya perasaan tidak nyaman menyeruak spontan dan (maaf) pantatku rasa-rasanya malah seperti sedang berciuman dengan pengguna kloset lainnya, menjijikan sekali bukan? Haha..Kampungan mah iya.

Menjawab pertanyaan paragraf pertama, setelah browsing informasi di portal berita sana-sini ternyata kloset duduk itu tidak jauh lebih baik dari kloset jongkok. Seperti yang disaring dari berita disini disinyalir bahwa kloset jongkok jauh lebih sehat dan aman dari pada kloset duduk. Selain mempunyai kelebihan sulit tertular kuman dan bakteri, kloset jongkok diyakini mampu membuat otot kaki menjadi kuat dan pantat seksi (nah lho cateeet man.. :). Itulah penuturan dari Ahli kandungan RS Kasih Ibu Denpasar dr. I Wayan Kesumadana, Sp.OG. Masih dari portal yang sama seorang pengguna kloset jongkok berat badannya ditopang telapak kaki dan berat badan juga mengarah ke belakang, yakni mengarah ke tulang panggul dan otot-otot dasar panggul seperti posisi orang yang sedang scotch jam. Yang sudah tentu lebih menyehatkan. Coba jika kita bandingkan dengan prosesi duduk, dimana kontraksi otot perut lebih lama. Toilet duduk juga kerap diidentikkan dengan mudahnya penyebaran virus atau bakteri yang bisa menginfeksi organ reproduksi.

Bagaimanapun semua kembali kepada kita. Mau memilih opsi jenis kloset yang mana itu semua adalah hak prerogatif kita. Sekedar referensi mungkin kita bisa mengulik beritanya disini. Waduh serius sekali kedengarannya. Haha.. yang jelas baik kloset jongkok maupun kloset duduk masing-masing mempunyai plus minus tersendiri. Saat menggunakan kloset duduk misalnya, secara general rasa nyaman lebih terasa karena saat BAB atau BAK tak menyebabkan perut tertekan sekaligus menghindari timbulnya rasa pegal pada kaki, paha, betis, lutut, dan punggung. Namun dalam penggunaan kloset jenis ini kita harus berhati-hati dengan standar kebersihannya. Terutama jika kita memanfaatkan fasilitas umum yang notabene higienitasnya jauh berbeda dengan di rumah sendiri yang higienitasnya masih bisa dikontrol. Mungkin tips berikut ini sedikit membantu saat kita harus duduk dengan terhormat membuang hajat di tempat umum dengan fasilitas kloset duduk (deeeeeeuuhh bahasanya ckkckck).

  • ·Perhatikan Kebersihan Sebelum Memakai: Ini berlaku untuk semua lho ya. Jangan mentang-mentang keburu kebelet. Eh langsung maen nemplokin pantat tanpa lihat-lihat dulu. Dibeberapa mall besar ataupun tempat umum, biasanya disediakan cairan pembersih dudukan kloset sejenis disinfektan dalam kubikel kloset. Kalaupun tidak ada, biasakan berjaga-jaga membawa cairan antiseptik jika bepergian. Sehingga disaat genting seperti ini, anda bisa memanfaatkannya sebagai pembersih dudukan kloset. Gunakan tissue untuk membalurkan cairan tersebut atau kita mau nekat pakai tangan telanjang juga tidak apa-apa kok wkwkkwk mulai lebay dah. Ops ya, tunggu sekitar 2-3 menit sebelum memakai sehingga cairan kering dan bekerja maksimal. Selain cairan disinfektan, beberapa tempat umum biasanya menyediakan kertas khusus pelapis dudukan kloset. Pastikan kita memasang kertas dengan tepat, jangan sampai terbalik lho ya! Dan perlu diingat, kertas kloset hanya dapat digunakan satu kali saja, jadi segera buang setelah kloset selesai digunakan.
  • ·Gunakan Alternatif Jika Tidak Ada Cairan Disinfektan Maupun Tissue Pelapis: yup.. kita bisa memanfaatkan tissue gulung yang tersedia. Dengan perlahan, lapisi seluruh dudukan kloset hingga tertutup sempurna. Jika memungkinkan buat dua atau tiga lapisan untuk menghindari rembesan air dibawahnya. Segera buang setelah menggunakannya. (Eits ya iya lah masak mau dibuat tisuue muka, weeuw gila kali yah! :)
  • ·Jangan Buka Dudukan Kloset Saat Mau Menggunakan: ini dilakukan untuk mencegah bokong kita bersinggungan dengan pinggiran dalam kloset yang higienitasnya lebih rentan dan beresiko.
  • ·Jadilah Pengguna Yang Bijak Dan Bertanggung Jawab: Nah lho poin yang ini yang perlu di bold dan digaris bawahi. Secara kita menggunakan fasilitas umum maka kita juga harus sama-sama merawatnya. Salah satunya dengan menjaga kebersihannya. Jadilah pengguna bijak yang selalu meninggalkan kloset yang kita pakai dalam keadaan bersih. Sebagai cewek mau curhat nih, masih banyak oknum pengguna fasum WC di Indonesia yang masih seenaknya saja buang sampah sembarangan.Malah kadang tanpa malu membiarkan roti bekas pakai yang masih blepotan selai. Roti dan selai disini dalam makna konotasi lho ya. Ckkckkkc.. Parah memang. Well, perlu diperhatikan, setelah memakai kloset duduk, jangan lupa menaikkan dudukan kloset tujuannya agar permukaannya kering. Kuman, bakteri, virus senang loh berkembang-biak di tempat yang lembap.

Nah lho bagaimana dengan kloset yang model nangkring? Wuakakak.. kalo yang itu mah sekedar penghias judul kali yah. Sudah bukan zamannnya lagi ah. Walau pada kenyataaannya nun dipelosok sana, dipedesaan yang tak pernah tersentuh dunia internet dan hingar-bingar perkotaan masih dibudidayakan penggunaannya. Semoga saja pemerintah kita terus membangun dan melebarkan sayapnya hingga ke seantero Indonesia. Sehingga semua kalangan mampu menikmati manisnya duduk di kloset WAH yang katanya lebih prestige dan lebih nyaman.

Mungkin cukup sampai disini dulu pembahasan kita mengenai kloset dan saudaranya. Seperti biasa, tujuan saya menulis dan berbagi adalah tak lain dan tak bukan semata memberi info, berita ataupun tulisan yang bermanfaat buat pembaca sehingga menjalin silaturahmi dan kebersamaan indah sebuah persahabatan di ranah kompasiana. Semoga sekelumit tulisan ini mampu mewakilinya. Ok Selamat Siang menjelang sore, SALAM KOMPASIANA selalu!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun