Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Negeriku adalah Negeri "Pengemis"

31 Mei 2011   23:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:00 1351 9
[caption id="attachment_111559" align="aligncenter" width="488" caption="Pengemis Tua. Sumber: Google Search Engine"][/caption] Miris dan malu rasanya hati ini setelah menyadari bahwa sebagian penduduk Indonesia berprofesi sebagai "pengemis". Profesi yang satu ini ditemui hampir di setiap sudut Indonesia, mulai dari pasar, terminal, stasiun, persimpangan lampu merah, warung tenda, pinggir jalan, bahkan sampai di perkantoran pemerintah dan gedung bundar senayan sana. Fenomena meminta-minta disebabkan karena dirinya selalu merasa "miskin" dan kekurangan, mungkin juga karena keengganan untuk bersusah-payah sedikit, dan yang lebih parahnya lagi karena mengemis itu tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak mampu saja, orang yang mampu pun banyak yang menjalani profesi ini. Lihatlah bagaimana para PNS yang seharusnya melayani masyarakat tanpa pamrih di kantor kelurahan, kantor imigrasi, ataupun kantor pelayanan umum lainnya ternyata masih juga MENGEMIS uang rokok sebagai imbalan kepada masyarakat yang dilayani (sudah menjadi rahasia umum), Petugas bandara Soekarno-Hatta yang MENGEMIS kepada para TKI kita dengan mencari-cari kesalahan mereka (mas-mas dan mbak-mbak TKI mungkin lebih paham), wartawan "abal-abal" yang MENGEMIS uang bensin kepada pihak tertentu disertai dengan ancaman akan menuliskan hal-hal yang negatif terhadap pihak yang dimintai tersebut (ini juga rahasia umum), Polantas dan petugas DLLAJR yang tanpa tedeng aling-aling MENGEMIS uang damai kepada para pengendara motor dan kendaraan umum serta truk (apalagi yang ini, sudah bukan rahasia umum lagi alias semua orang udah pada tahu), hingga anggota dewan yang MENGEMIS uang jatah proyek kepada pengusaha yang ingin berinvestasi (you know lah), bahkan mungkin pemerintah sekalipun yang MENGEMIS kepada negara-negara maju untuk diberikan pinjaman (sumbernya dari sini: http://els.bappenas.go.id/upload/other/RI%20Minta%20Tambahan.htm).

 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun