Nah berkaitan dengan pilpres banyak yang bilang capres/cawapres A "pagi dele sore Tempe" alias tidak punya pendirian. Mungkin saja si A tersebut sdh terkena ragi tempe juga sdh di rebus dan di injak-injak mama jadilah dia tempe. Mudah-mudahan si A ini konsisten dengan ke'tempe'annya agar nanti di senangi oleh rakyat yang kebanyakan menyukai tempe ini.
Saya juga sangat senang bila capres mendatang ini bisa menurunkan harga kedele agar harga tempe juga ikut turun. Permainan impor dele jangan hanya dikuasai mafia kalo bisa bangsa ini surplus dele...gimana caranya?
Saya juga berharap presiden mendatang bisa membawa bangsa ini agar tidak menjadi bangsa 'tempe'. Kita bangsa besar terbesar di ASEAN masak cuma bisa bikin tempe...
Siapa ya kira-kira presidennya? Prabowo Hatta atau Jokowi Jeka?