Budaya instan meniscayakan nihilnya "proses" sebagai salah satu tahapan yang mesti dilalui dalam memperoleh kedudukan, prestasi, atau menciptakan sebuah karya. Proses semestinya kita maknai sebagai ajang pendalaman dan pemahaman ilmu, kematangan dan kedewasaan berpikir serta tahapan guna merasakan asyiknya "haiking" kehidupan menuju sebuah pencapaian.
Berpikir instan adalah budaya yang membuat mahasiswa jauh dari etika intelektual. Etika yang semestinya dijunjung dan menjadi ruh dalam setiap tindakan dan gerakan seorang intelektual. Oleh karena itu, budaya instan harus kita buang jauh-jauh karena ia adalah solusi atau siasat sesat yang membuat diri kita dan orang lain menjadi rugi dan dirugikan.