Novel itu memberi pelajaran tentang cinta kepada sesama, menyatukan hati sesama warga negara, tidak boleh menumpahkan darah, tidak boleh memberontak, mengajak seluruh pejabat dan rakyat agar hidup sederhana serta menjauhi kemewahan. Cara novel tersebut mengajarkan cinta sesaa juga sangat bagus. Yang paling layak untuk dicintai adalah cinta itu sendiri dan yang paling layak untuk dijadikan musuh adalah permusuhan itu sendiri.
Begitu pula dengan problem pendidikan karakter yang sekarang ini sedang diidam-idamkan. Di novel Api Tauhid ada pelajaran tentang tiga pilar pendidikan yang sangat mengagumkan untuk kemajuan bangsa kita. Yaitu, menggabungkan antara ilmu modern, ilmu agama dan ilmu tasawuf. Ilmu modern diajarkan agar kita maju dalam bidang teknologi, ekonomi, pertahanan dsb. Ilmu agama diajarkan agar kita paham tentang semua perintah dan larangan Allah. Paham tentang yang halal dan haram dsb. Lalu ilmu tasawuf fungsinya agar kita memiliki hati yang bersih, halus, suci dan etika yang baik. Sehingga ketika kita memegang kemajuan iptek, ilmu tasawuf mengarahkan agar tidak sombong dan sewenang-wenang. Begitu pula saat pandai agama, ilmu tasawuf mengajarkan agar kita khusyu’ menjalankannya. Karena berapa banyak saat ini orang pandai dan hafal dalil-dalil agama tapi tidak mampu mengamalkannya. Itu karena hatinya kotor sehingga perlu disucikan dengan apa yang diajarkan dalam ilmu tasawuf.
Saya tahu bapak sangat sibuk akhir-akhir ini. Dengan adanya permasalahan cicak buaya dan juga kunjungan ke luar negeri. Tapi jangan lupa, sesibuk apapun tetap beri makan rohani bapak dengan bacaan-bacaan. Yang utama tentunya kitab suci Al-Qur’an, berikutnya saya sarankan baca Novel Api Tauhid karya Habiburrahman ini. Semua menteri, pejabat, DPR/MPR, saya juga ajak membaca novel ini. Tidak akan rugi. Karena penulisnya sudah terjamin dalam karya-karya sebelumnya. Bahkan Bapak SBY dan BJ Habibie pun menikmati untaian indah sang penulisnya Habiburrahman ElShirazy di karya yang menggemparkan sebelumnya yaitu Ayat-Ayat Cinta.
