Saat ditanya mengenai penghasilan beliau mengungkapkan bahwa pendapatan nya tidak menentu karena memang seringkali sepi pembeli, "50 ribu sehari juga udah syukur a" dan seringkali beliau mendapat kurang dari 50 ribu dalam sehari jika sepi pembeli atau cuaca hujan karena jika hujan jarang ada orang yang keluar rumah dan anak - anak yang seringkali nongkrong di warung abah tersebut tidak datang sehingga penghasilan juga berkurang.
Abah memiliki anak remaja perempuan dan seorang istri yang ia hidupi dari hasil berjualan di warung. Â Anak dan istrinya jarang sekali terlihat di warung dan lebih sering dirumah. Sehari - hari abah tidur di dalam warung nya tersebut, sehingga beliau bisa membuka warung tersebut sampai malam tanpa harus pulang kerumah yang sebenarnya tidak jauh dari tempat warung tersebut buka. Beliau seringkali ditemani oleh satpam yang berpatroli di daerah komplek tersebut dan seringkali mereka bermain kartu untuk mengisi waktu senggang mereka.
Pada saat covid beliau menceritakan bahwa sangatlah sepi pembeli bahkan hanya satu dua orang saja yang membeli sesuatu di warung nya, dengan begitu dia tidak mendapatkan uang yang seharunya menghidupi keluarganya, kondisi yang sangat sulit dan ketidakberdayaan membuat abah harus melalui masa - masa sulit pada saat itu dengan menghawatirkan. Satpam sekitar juga bercerita bahwa jika tidak ada yang membeli sangat berpengaruh kepada warung tersebut "kasihan itu abah belum ada yang beli" ucap salah satu satpam saat saya dan kawan - kawan datang ke warungnya, namun syukurnya sudah terdapat kos - kos an di dekat warung nya yang membuat paling tidak dalam sehari pasti ada pembeli yang datang.