Mata lelaki tua berambut berombak itu masih saja menatap lautan lepas, entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Setiap hari, bahkan setiap waktu, lelaki tua dengan kulit terbakar matahari selalu saja berdiam sambil bersila menghadap laut Jawa. Di bawah pohon waru yang teduh, mulutnya terlihat komat-kamit seperti merapal kalimat, entah doa, entah mantra, tidak ada yang tahu.
KEMBALI KE ARTIKEL