di antara pukul lima sore dan bisikan aspal dingin
Ada daun-daun yang mendadak jadi burung gereja yang menyebrang dari satu atap ke atap yang lain
Terbang melintasi apa saja yang tengah melihatnya
Sepasang mata yang sengaja dibuat terpana, kini dikirim kepada ruang waktu yang masih tersimpan cahaya
Nyatanya,
matahari belum mau pamit hari ini
masih tetap terang dan enggan disembunyikan awan yang sedang gagah-gagahnya
Lewat surat yang dikirimkan angin
ternyata ada suara yang menyelinap
di tanah-tanah basah.
Sembunyi dari pasir yang bergesekan,
sembunyi dari napas yang kelelahan,
sembunyi dari suara papan tik yang sibuk
kendati magrib sebentar lagi datang
Sudah mau malam
tapi tiada yang mencari hangat
walau mentari akan terbenam.
Tak ada satupun yang bersiap
Tak ada siapapun yang bergegas,
Tak ada lagi yang memanggil sadar