Broken home dapat mengganggu psikologis seorang anak-anak ataupun remaja. Psikologis adalah kata lain dari jiwa, mental, atau psikis. Menurut Wilhem Wundt Psikologis adalah ilmu yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul pada diri manusia, seperti perasaan panca indra, pikiran, perasaan, dan psikologis adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut memiliki pengertian luas yaitu perilaku yang tampak ataupun perilaku yang tidak tampak.
Anak-anak atau remaja yang dibesarkan dari keluarga yang sering mengalami broken home atau kondisi keluarga yang tidak harmonis karena sering terjadi keributan dan perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir dengan perceraian ataupun pisah rumah. keluarga broken home memiliki kriteria sebagai berikut: Kematian salah satu atau kedua orang tua, cerai, (kedua orang tua berpisah atau bercerai) pernikahan yang buruk (hubungan orang tua dengan anak tidak baik), hubungan orang tua-anak yang buruk (hubungan orang tua tidak baik) ketegangan tinggi dan kehangatan rendah, (suasana keluarga dan tanpa kehangatan) gangguan jiwa kepribadian, (salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan jiwa )