Suara azan subuh dan kokok ayam membangunkan penduduk di kampung segel, sebuah kampung di pinggiran Jakarta tempat aku menghabiskan 23 tahun hidupku. Pria wanita, tua muda semuanya bangun dari peraduannya untuk menyiapkan diri menyembah pada yang kuasa. Ada pula diantara mereka yang menyiapkan bekal untuk perjalanan panjang yang melelahkan demi sejumlah uang. Bagaimana tidak, setiap pukul enam di jalanan kampung ku selalu di jejali dengan motor dan mobil yang memadati jalanan. Maklum saja jalanan kampung ku memang dikenal sebagai salah satu jalan memotong untuk mempercepat perjalanan kearah jalan raya Pasar Minggu.
KEMBALI KE ARTIKEL