Program yang dipimpin oleh Husein Syarif Hidayatullah, Salsabilla Cahyaning Rizky, dan Dias Putri Widiastuti ini berhasil mengolah 300 kg dari total 500 kg limbah kopi menjadi briket, mengurangi limbah hingga 60%. Briket kopi yang dihasilkan memiliki nilai kalor rata-rata 4.500 kcal/kg, lebih tinggi dari kayu bakar (4.200 kcal/kg) dan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional, mengurangi jejak karbon hingga 30%.
Selain memberikan manfaat ekonomi, program ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin 7 tentang energi bersih dan terjangkau, serta poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Survei menunjukkan 85% warga mendukung penggunaan briket kopi sebagai energi alternatif dan melaporkan penghematan biaya energi hingga 20%.
Kegiatan ini tidak hanya memberi solusi pengelolaan limbah organik tetapi juga meningkatkan partisipasi masyarakat lokal, menjadikannya model program inovasi berbasis lingkungan yang efektif dan berkelanjutan.