Â
Program inovasi ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dalam memberikan pengetahuan baru mengenai penggunaan limbah ampas kopi yang biasanya dipandang sebelah mata. Sasaran dari progam ini ialah Coffee Shop lokal dan warga sekitar. Dari total 500 kg limbah kopi yang dikumpulkan, sebanyak 300 kg berhasil diolah menjadi briket, mengurangi volume limbah hingga 60%. Analisis laboratorium menunjukkan bahwa briket kopi memiliki nilai kalor rata-rata sebesar 4.500 kcal/kg, lebih tinggi dibandingkan kayu bakar yang hanya mencapai 4.200 kcal/kg, namun lebih rendah dibandingkan batubara (6.000 kcal/kg), menjadikannya alternatif bahan bakar yang kompetitif.
Â
Selain itu, uji emisi menunjukkan bahwa penggunaan briket kopi menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional lainnya, sehingga dapat mengurangi jejak karbon desa hingga 30%. Dukungan masyarakat terhadap program ini juga sangat tinggi, dengan 85% responden dalam survei mendukung penggunaan briket kopi sebagai sumber energi alternatif, serta melaporkan penghematan biaya energi hingga 20% setelah beralih ke briket.
Â
Program ini menunjukkan efektivitas dalam pengolahan limbah organik menjadi produk bernilai tambah yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Keterlibatan aktif masyarakat dalam program ini pun menjadi faktor kunci keberhasilannya.