Di antara jenjang kaki-kaki langit
**
Kalau saja kelegaan ada di antara laut
Bila saja keluasaan terletak di ambang cakrawala
Maka semua dapat ditinggalsebarkan
Ditinggalkan begitu saja seperti buih-buih meniti permukaan
Disebarkan merupa pasir-pasir merapat berbagi ruang
Lalu dibiarkan senyap
Sesepi gemuruh menerpa dinding pantai
**
"Apakah gaunmu sewarna biru?" tanyaku
Seperti yang berkelebat di ruang tanpa sekat
Seperti yang menari di kolom tanpa cahaya
"Aku menyukai warna biru," katamu
Menjauh, meniti punggung-punggung gunung
**
Tetapi kesesakan adalah bayangan dalam terang cahaya
Berhimpit-menyesak
Bertaut-menyengkarut
Langkah kembali diayunkan seanggun tarian sufi
Dan tangan dilambaikan semengalir nada-nada gamelan
**
Kubawa kembali kopi melintasi ratusan kilometer
Supaya pekat tetap menyimpan misteri
Dan pahit tidak mengganti getir
Tidak ada yang terhitung lengkap
Tidak ada yang terbawa genap
Hujan menghadirkan genangan
Terik mengeringkan lembar daun-daun
Tanah Lot memeluk arus-arus pasang
Tanah Lot mendekap gemuruh-gemuruh gelombang
**
Sesak menyerta jarak
Ruang menyempit waktu
| Tanah Lot | 17 Januari 2023 | 14.52 |