Tidak, rasanya
Kata akan kehabisan makna
Kebisuan akan menjelma serupa ruang-ruang hampa
Tidak menyisakan
Tidak menambahkan
Waktu kembali panjang-merentang
Dan sepi meniti, laksana langkah dalam bilah-bilah kesempatan
"Kapan akan kembali?" tanyaku
"Aku tidak akan pernah datang, karena aku tidak pernah pergi," jawabmu
"Maka tidak pernah akan ada keberangkatan," kataku lagi, sesunyi angin yang beringsut
Malam datang begitu saja
Pagi berlalu begitu saja
"Tidakkah meski serupa langkah-langkah di jalan pendek?" tanyaku lagi, memaksa matahari berhenti
Kamu menggeleng, menjadikan kata-kata kehilangan makna
Dan diksi menjadi sia-sia
Benarlah, kata hanya akan ditinggalkan makna
Lalu sunyi yang meraja
Lebih sepi dari senyap
Kalau hendak menyisir waktu, ajaklah malam
Ia akan pergi ke mana engkau menuju
Dan berhenti saat engkau diam
Malam adalah kesetiaan
Seperti ia menghadirkan langkah-langkah jenjang dan mendekap dini hari
Menghadirkanmu, juga membawamu pergi
Kelak, kalau hendak mencariku, temukan di antara malam
Di sana aku menunggu hingga fajar tiba
Dan mimpi, seperti embun selalu, akan berlaku ketika hari baru tiba
| Jalan Kaliurang | 21 September 2020 | 17.40 |