Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Daun-daun Kemarau

26 Juli 2020   22:55 Diperbarui: 26 Juli 2020   22:59 118 5
Kepada siapa ditanyakan: bilakah musim kemarau tiba?

Pohon-pohon jati selalu paling rela bercerita tentang kedatangan kemarau
Juga tentang berlalunya kemarau ketika saatnya tiba kelak

Pohon jati selalu bergegas menjatuhkkan daun
Menyambut setiap kemarau dengan penuh takzim
Membiarkan ujung-ujung rantingnya menikmati gigil udara yang dingin menggigit di bawah langit yang demikian biru

"Aku sudah berkabar dengan simbok," katamu di awal kemarau

Ketika bulan sabit begitu benderang di atas Candi Plaosan, jarak terdekat dalam penantian yang demikian jauh

"Tetapi aku tidak ke selatan pada musim kemarau ini," lanjutmu dengan mata muram yang menerawang

"Ya," jawabku sependek helaan nafas

Aku akan ke selatan di musim kemarau ini
Melewati dahan-dahan jati yang rendah di atas pemukaan
Menyusuri jalan berdebu di antara batang-batang yang meranggas berhemat air

Aku akan berhenti pada simpang di dekat sungai berair dangkal
Melihat jalan ke barat, jalan yang mestinya banyak kukewati saat pulang ke rumah berdinding bukit
Meletakkan penat di balai bertikar pandan sambil menangkap nyaring denting sendok menerpa cangkir bermotif bunga-bunga kecil

Tetapi aku pasti terus ke selatan, seperti biasanya
Melintasi jalan-jalan dengan banyak simpang dan daun-daun jati yang berserak

Kalau beruntung, kupu-kupu kuning akan menemani sepanjang perjalanan

"Simbok menunggumu," aku menduga tentang sebuah kalimat indah yang tidak akan pernah terucapkan
Bahkan ketika kemarau berakhir nanti

| Candi Plaosan | 26 Juli 2020 | 17.59 |

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun