Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Paskah, Belajar dari Simon "Pemanggul Salib" Kirene

11 April 2020   09:28 Diperbarui: 11 April 2020   09:24 676 4
Bagaimana salib yang dipikul Yesus jatuh ke tanah?

Ia jatuh seperti sebatang pohon yang baru saja ditebang! Jatuh begitu saja, dan di mana Yesus? Yesus berada di bawah pohon itu: tertimpa batang salib.

Perihal salib yang jatuh ke tanah seperti batang pohon yang baru saja ditebang dan rubuh ke tanah terjadi setelah Yesus bersusah payah berdiri pada kedua kakinya yang kelelahan dan gemetar mencari keseimbangan lalu..bruk..ambruk begitu saja. Yesus kelelahan dan terjatuh tertimpa salib yang dipanggulnya pada kali yang ketiga. Yesus kehabisan tenaga.

"Kamu bantu orang itu memanggul salib!" hardik algojo kepada Simon dari Kirene yang sedang berjalan tepat di samping Yesus yang terjatuh. Ujung tombak algojo sudah menempel di pundak Simon. Simon hanya punya sedikit waktu untuk mengiyakan atau ujung tombak algojo akan menikamnya.

"Aku bahkan tidak mengenal orang itu!" dalam sepersekian detik, Simon masih mencoba berargumen. Membela diri. Tetapi tempelan ujung tombak adalah ancaman yang tidak terelakkan.

Kirene dicatat sebuah wilayah di bilangan Libya Timur. Dan Simon atau Simeon adalah nama umum bagi orang Yahudi pada waktu itu. Simon dari Kirene diduga adalah ayah dari Alexander dan Rufus yang disebut Paulus dalam Surat kepada Jemaat di Roma. Paulus bahkan menyebut ibu mereka (Alexander dan Rufus) sebagai ibunya, satu hal yang menerangkan tentang aspek kedekatan relasi.

Simon dari Kirene akhirnya membantu memanggul salib menuju ke puncak Golgota atau Bukit Tengkorak. Dan Yesus menerima penyesahan selanjutnya. Sampai ke atas bukit.

"Begja sampeyan Simon," begitu sebuah teks dalam doa jalan salib ditulis. Beruntunglah engkau Simon.

Simon dari Kirene disebut beruntung karena berkesempatan membantu Yesus memanggul jalan salib.

Mengapa Yesus disalib?

Selain serangkaian mukizat yang dimulai dari merubah air menjadi anggur, juga sampai menghidupkan Lazarus yang sudah tiga hari mati, Yesus juga mengajar dengan ajaran-ajaran yang mengagetkan dan dipandang mengancam eksistensi para pengkotbah waktu itu. Sehingga dicari "segala cara" untuk melenyapkan Yesus.

Hanya dalam waktu 3 tahun Yesus hadir dan mengajar. Lalu meninggal pada usia 33 tahun pada pukul 3 sore setelah jatuh 3 kali di bawah salib lalu salib pada waktu itu menjadi ada 3 di puncak Bukit Golgota.

Karena jalur resmi tidak berhasil, penghukuman dengan pengadilan jalanan dipilih. Pengadilan tanpa aturan dan sangat bar-bar. Cara jalanan ini banyak dicobalakukan di saat-saat ini. Kekacauan banyak didorong terjadi. Lalu pihak-pihak tertentu akan mengambil keuntungan.

Tanpa bantuan Simon, mungkin drama penyaliban di puncak bukit yang diintensikan untuk membuat efek jera dapat tidak terjadi.
Maka Simon dari Kirene dapat dianggap berjasa oleh kedua belah pihak. Pihak penyesah terbantu karena Simon menjadikan rencana penyaliban terjadi sesuai rencana. Bagi umat Kristiani, Simon dari Kirene adalah pahlawan yang membantu meringankan beban Yesus yang sudah kelelahan dan dehidrasi. Bisa saja Yesus meninggal sebelum sampai di puncak bukit bila tidak ada bantuan dari Simon orang Kirene.

Dari sisi Simon sendiri yang terkejut amat sangat dan tidak dapat menolak membawa pesan bahwa pengalaman-pengalaman tidak terduga dan mengejutkan dapat menjadi jalan bagi kita dari Tuhan untuk mengalami kebaruan dalam diri.

Simon dan Kirene yang diduga adalah orang Yahudi yang kemudian dianalisa menjadi salah satu tokoh dalam Gereja Perdana dan seperti diketahui secara khusus Rufus disebut oleh Paulus.

Kita yang banyak terkejut dengan pengalaman seperti pandemi Covid19 ini semoga dimasukkan ke dalam kelompok yang diberkati dengan kebaruan dan nanti selamat dan lolos dari pandemi.

Bersama Simon dari Kirene kita berdoa, semoga ketidakmampuan kita memahami pengalaman-pengalaman sulit adalah sungguh cara dari Tuhan mendewasakan dan memampukan kita memahami kasih Tuhan.

Semoga kita dan seluruh keluarga selalu sehat dan selamat dari pandemi ini. Amen!

| Prambanan | 11 April 2020 | 07.45 |

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun