Mengayun-lentur di antara biru yang tertambat di dermaga pantai
Warnanya berkilau, seperti pengalaman-pengalaman yang hanya dapat dikagumi
Tidak, tidak akan ada yang berubah dari pengalaman yang selalu menghampar-ceritakan harapan yang memang tidak pernah berlalu begitu saja
Seperti juga tidak akan ada yang berubah dari setiap pagi yang selalu hanya menawarkan harapan
Bersama pagi, pengalaman juga sering terserak begitu saja seperti daun-daun yang gugur pada pergantian musim
Saat akar harus lebih mencengkeram tanah dan angin selatan bertiup lebih kuat ke utara
Menerbangkan harapan melewati bukit-bukit yang berjajar
Dan melampaui dataran yang membentang di mana bunga-bunga kecil akan selalu bertumbuh lagi saat malam datang, lalu mekar ketika pagi menjelang
Bunga-bunga kecil akan silih-berganti mekar
Dan harumnya hanya akan dapat disentuh oleh angin, harum bunga yang berwarna biru seperti air laut
Kemarin aku bercerita lagi padamu tentang kedai di tengah lebat Gunung Bagus
Dengan jalan yang begitu sepi, seperti untuk menyadari bahwa perjalanan memang hanya kulakukan seorang diri
Jangan terlalu malam, ya. Begitu pesanmu waktu itu ketika purnama sedang berhenti di atas rumahmu di dekat laut yang sedang berkilau memeluk cahaya bulan
Aku menyukai keheningan Gunung Bagus, setelah sebelumnya melintasi sinar matahari yang jatuh di lantai senyap
Keheningan Gunung Bagus hadir lagi di antara pagi yang berwarna keemasan
Juga kudengar lagi suaramu yang tertulis pada sebaris kalimat dan terasa seperti pagi yang hangat
Gunung Bagus memang sudah lama kutinggalkan dan aku sudah menyusuri banyak jalan lain yang lebih riuh dan padat
Tetapi pada pagi yang sewarna emas hari ini, aku hendak melintasi lagi kesenyapan Gunung Bagus
Mungkin di sana akan dapat kudengar lagi suaramu pada sebaris kalimat yang tidak sempat kau kirimkan padaku: Jangan terlalu malam, ya
| Prambanan | 22 Maret 2018 | 19.08 |