Begitulahkutipan dari pengajian “ Bangbang wetan” yang saya hadiri seminngu lalu, berawal dari ajakan teman saya , yang akhirnya saya tertarik untuk menceritaka tentang ini .
“ bangbang wetan” kebanyakan orang menyebutnya dengan pengajian orang – orang Maiyah ,
bagi yang berdomisili di daerah surabaya asli , pasti tidak asing dengan pengajian ini .
pengajian ini biasanya ada di hari sabtu malam pukul 20.00 sampai selesai , bertempatkan di balai pemuda Surabaya .Dan itupun hanya ada sebulan sekali, kata teman saya .
“ kie sing mimpin Pengajian jenenge Cak Nun “ kata teman saya menjelaskan .
yah Cak Nun, terlihat sederhana tapi membuat orang tiap datang di bangbangwetanm selalu mengagungkannya .
Setiap apa yang keluar dari mulutnya, selalu asyik di dengar, dan membuat orang di sekitarnya masuk dalam suasananya .
Ada bagian pengajian ini yang saya kutip . karena memang asyik untuk di ceritakan .
Dan ulasannya adalah sebagau berikut
"Teruslah bekerja, jangan berharap pada negara" yah begitulah kata Cak Nun.
Hidup secara ekonomi memang susah bagi kalangan ekonomi menengah bawah, dan bagi kalangan menengah atas tentu lebih menyusahkan lagi
Jika orang miskin berjuang banting tulang tuk bisa bertahan hidup, dan bagi orang kaya pun sama ... berjuang banting pikiran memutar-memutar otaknya tuk menjaga dan terus meningkatkan kekayaannya, semakin kaya semakin resah akan kekayaannya
Meski secara ilmiah, ... orang bisa mati jika tak minum air selama 7 hari, dan bisa mati jika tak makan selama 2 bulan, tapi kita semua bukanlah makhluk ilmiah, akan tetapi makhluk perasaan Selalu saja merasakan ketakutan dan kekhawatiran dalam hidup, menganggap segala kebutuhan dan keinginan harus dipenuhi agar tak merasa bersalah pada diri sendiri dan pula tidak terlihat salah di mata orang-orang
Penilaian orang lain dan penilaian dari sendirilah yang slalu kita perhatikan, di sinilah sumber masalah hidup Masalah muncul di pikiran karena kita memandang dengan pikiran kita, memandang dengan pikiran orang lain, ... sampai mati kan slalu terjerat masalah ketakutan dan kekhawatiranPenilaian-penilaian dari orang lain atau pula dari diri sendiri yang jadinya menyusahkan hati, sebaiknya dan harus dihindari
Manusia memang sibuk dengan penilaian, padahal penilaian itu urusan Allah
Manusia itu hanya diminta oleh Allah tuk sibuk senang dan kasih sayang dengan sesamanya, bukan sibuk menilai diri atau menilai orang lain
Hidup bukanlah ribut tentang penilaian, ...
entah penilaian dari diri sendiri maupun penilaian orang lain
Ribut dengan cap-capan, cap miskin, cap bodoh, cap sesat, cap cay , dsb dsb
Bukan, ... bukan tentang itu hidup ini, tapi tentang kasih sayang dengan sesama
Selama hidup berfokus pada kasih sayang pada sesama, bermanfaat tuk sesama, ... maka ringanlah hati ini dan pikiran ini, segarlah slalu jiwa ini, karena Allah senang jika kita fokus pada kasih sayang pada sesama
Hidup bukanlah tuk meributkan label-label
pandanglah hidup ini dengan pandangan Ilahi, maka akan terasa tenang dan nyaman ..
Kebanyakan kita hanya sibuk dengan penilaian orang lain , padahal bukan itu seharusnya yang kita lakukan .
hidup bukan tentang itu , bukan hanya tentang penilaian
Saling menyayangilah yang membuat hidup kita akan tenang dan nyaman ..
Yah , Semoga Hidup kita tak terlihat sia-sia hanya dengan memikirkan penilaian orang orang sekitar kita
Tetaplah Sederhana dan lakukan yang terbaik …
Krian, 2 Oktober 2014
Agus Odita Diarjo