Kamu yang di sana mungkin sudah lupa. Tentang kejadian di suatu sore yang muram. Langit gelap pertanda akan turun hujan. Kau yang seharusnya mengingatkanku untuk segera pulang, malah terlihat begitu senang melihat awan yang semakin gelap. Apalagi ketika rintik air sudah mulai jatuh membasahi bumi, dedaunan, dan bahkan kacamataku. Aku begitu ingat, saat kau mentertawakanku. Ketika melihat kacamataku basah. Kau bilang seharusnya terpasang wiper seperti di kaca mobil. Ah, kau tega sekali kepadaku.