Dari 2009 hingga pertengahan 2012 terus terjadi aksi kekerasan bersenjata di Papua yang menelan korban 41 orang, baik sipil maupun aparat keamanan. Berdasarkan catatan Kompas, khusus 2011-2012, korban warga sipil mencapai 26 orang dan aparat 14 orang. Seperti dilansir dari Harian Kompas, Jumat (8/6).
Apalagi belum lama ini seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Kodam XII Cendrawasih, bernama Arwan, Rabu (6/6) sekitar pukul 21.00 WIT tewas tertembak oleh orang tak dikenal. Lokasi penembakan tidak jauh dari Kantor Walikota Jayapura saat korban berjalan kaki menuju rumahnya. Korban tewas dengan luka tembak pada bagian leher.
Pada waktu hari yang sama pula, sekitar pukul 12.30 WIT, Pratu Ahmad Ruslan, Anggota Yonif 756, juga kritis dikeroyok dan ditusuk warga di kawasan Honai Lama, Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Peristiwa itu sebenarnya sepele karena kecelakaan lalu lintas, dimana Pratu Ahmad Ruslan dan rekannya Pratu Saifudin menyerempet warga. Setelah itu Pratu Ahmad Ruslan dikeroyok hingga kritis dan kini Pratu Ahmad Ruslan dirawat intensif di ruang ICU Rumah Sakit Marten Indey; dimana sebelumnya Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Kolonel Ali H. Bogra meralat pernyataan awalnya yang menyatakan Pratu Ahmad Ruslan meninggal dunia.
Kekerasan yang memakan korban jiwa di Papua itu seharusnya bisa dieliminir dan dihindari. Namun menurut saya ada saja pihak-pihak yang tidak suka adanya kedamaian dan ketenteraman di Papua. Dimana Papua merupakan provinsi yang memiliki budaya dan bahasa yang beraneka-ragam serta memperkaya budaya bangsa Indonesia. Selain itu Papua memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan keindahan pemandangan alamnya.
Kepala BIN, Marciano Norman menjelaskan rangkaian kasus penembakan itu ada kaitannya dengan turunnya atau masuknya kelompok bersenjata (OPM) yang selama ini bermain di luar, sekarang masuk ke kota. Kemudian mereka bersatu dengan kelompok yang memang menginginkan Papua mendapatkan perhatian dari dunia internasional.Dia berkomitmen masalah Papua ini harus segera diatasi sehingga memberikan keamanan pada masyarakat yang ada di Papua. Tetapi untuk mencapai itu masyarakat pun harus mendukung aparat keamanan memberi informasi yang mereka rasa mencurigakan atau hal-hal yang masyarakat anggap tidak biasa. (Inilah.com,Selasa 12 Juni 2012)
Karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus memberikan dukungan positif dan memberikan ide-ide/informasi yang mencerahkan agar suasana di Papua menjadi kondusif dan damai. Bagaimanapun kekerasan dan serangkaian teror yang terjadi di Papua harus dihindari.
Siapapun pasti sepakat bahwasanya antara TNI, Polri dan masyarakat Papua adalah bersaudara. Ikatan persaudaraan itu sangat erat dan mengikat dengan kuat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Simbol NKRI harga mati adalah pasti. Mari kita terus membangun budaya kerukunan dan menghindari konflik, dan salah satunya adalah beropini yang positif terkait Papua.