Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ironi Sebuah Alur

3 Desember 2011   03:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:54 65 0
Gua Hira, 610 Masehi.

Awal historisitas perjuangan panjang Sang Messiah Universal.
Menyusup celah Kudus di antara temaram kaum Jahili,
Meletupkan kembali sisa-sisa perjuangan Dua-Puluh-Empat.

Kemudian wahyu, datang menawarkan pembebasan-pembebasan elusif.
Kuat menghalau tradisi dan tahun-tahun autokrasi,
Giat melumpuhkan loncatan-loncatan hipokrisi,
Sempurna mengejawantahkan nilai samawi yang demikian eksesif.





Madinah, 622 Masehi.

Dimulainya babak baru fraternitas umat.
Egalisasi bukan lagi sekedar delusi,
Organdi kabilah pun pecah menjelma persemakmuran insani.

Lonceng masih dengan gemerincingnya.

Gema-gema pembebasan lantang diperdengungkan.
Mengalirkan hawa-hawa kejayaan,
Mengepakkan sayap-sayap keadilan,
Mengobarkan bendera ketauhidan.

Kini Ia sempurna kitab, tegas dalam rangkaian alif-ba-ta.
Kini-[pula]-Ia berona materi, yang mewujud konvensi dan tradisi.
Juga anomali bertopeng liberasi.







IRONI..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun